Minggu, 16 Februari 2014

Ayah dan Cicak



Ada kisah unik yang baru aku ketahui ketika ayahku meninggal, yaitu tentang beliau yang kerap memberi makan cicak yang biasanya tak tahu diri bermain petak umpet di meja makan—petak umpet untuk menyamun makanan.
Jadi begini, ketika kami makan di meja makan, cicak sering menampakkan sosoknya dengan mata tak berkedip—mengawasi makanan kami. Cicak ini jika tidak diusir maka akan menodai makanan kami, dengan kuman, bakteri dan sebagainya. Oleh sebab itulah kami sering menepuk-nepuk meja, menggertaknya agar segera hengkang. Dan benar adanya, cicak itu kabur, meski kadang muncul lagi.
Nah, ayahku ini dia acapkali malah memberi makan si cicak dengan butir nasi. Bisa kau bayangkan? Manusia kok ngasi makan cicak? Layaknya menawarkan rumput pada kuda maupun sapi. Aku, Ibu, Kakak, tidak mengetahui tindakan ayah yang konyol ini. Malah pembantuku yang mewartakannya pada kami ketika beliau telah berpulang. Dia bilang ayah sering melakukannya, dan ketika ditegur: Pak kenapa malah dikasih makan?
Ayah menjawab: Sudahlah, mereka kan butuh makan juga.
Dan ayah memang unik. I love u, Dad. J

Jumat, 14 Februari 2014

HANYA ORANG YANG BEGO YANG TAK MENGHORMATI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL


Ada pengalaman buruk (bukankah selalu buruk diplagiati) yang aku miliki dari orang yang memplagiat tulisanku. Dan nyesseknya adalah tulisan itu mendapat apresiasi yang cukup baik di blognya. Membuatku bermuka masam ketika mengetahuinya. Enak saja, aku yang menanam, kau yang menuai buahnya.
Sebenarnya aku tak keberatan jika ada orang yang mempublikasikan tulisanku, tapi ASALKAN namaku disitu dicantumkan! Bukankah kita punya Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)? Dan orang yang tak menghormati HAKI sama dengan orang yang tak punya intelektualitas = BEGO.
 

KENAPA BUAT BLOG LAGI?



Sebenarnya aku sudah punya blog sebelumnya, yang didalamnya telah diampu oleh catatan-catatanku. Walau begitu, kenapa aku bersikukuh untuk membuat blog lagi? Jawabannya karena aku ingin memiliki pengejewantahan anyar. Sebuah tempat brand new (meski tetap di cakrawala blogspot—karena membuat wordpress aku tak paham. Hehe).
Blog yang lampau adalah refleksi diriku yang masih sedikit labil. Dan disini, di blog ini, aku ingin isi oleh sesuatu yang lebih matang (meski kematangan itu kalian yang nilai: setengah matang, hampir matang, matang atau malah kematangan).
Dan jika ada pertanyaan: kenapa tak update saja blogmu yang lampau dengan tulisan-tulisanmu yang sekarang?”
Aku jawab: Kadang untuk memulai sesuatu yang baru, kita butuh hijrah. Seperti Nabi berabad-abad silam. Karena baru itu bermakna, polos, dan polos, menyediakan banyak kesempatan untuk berkreasi.